Peristiwa Penghianatan G30.S/PKI
sumber:https://id.wikipedia.org
|
Warganet
yang berbahagia, berikut ini adalah kisah mengenai terjadinya peristiwa
G30.S/PKI, dimana hal ini merupakan peristiwa yang menggemparkan bangsa
Indonesia pada ahun 1965. Peristiwa G30.S/PKI atau gerakan 30 September melawan
PKI merupakan sejarah bangsa Indonesia yang merupakan peristiwa perlawanan
terhadap partai komunis yang terjadi pada 30 September 1965, sebelum peristiwa G30S PKI terjadi, Partai Komunis
Indonesia sempat tercatat sebagai partai Komunis terbesar di dunia. Tak lain
hal ini disebabkan dari adanya dukungan sejumlah partai komunis yang telah
tersebar di Uni Soviet dan Tiongkok.
PKI memiliki hak kontrol secara penuh terhadap pergerakan
buruh, kurang lebih ada 3,5 juta orang telah masuk dalam pengaruhnya. Belum
sampai disitu, masih ada 9 juta anggota lagi yang terdiri dari gerakan petani
dan beberapa gerakan lain, seperti pergerakan wanita, pergerakan sarjana dan
beberapa organisasi penulis. PKI berdiri dibelakang dukungan penuh
dekrit presiden Soekarno. Sistem Demokrasi Terpimpin yang diusung oleh Soekarno
benar-benar disambut secara antusias oleh PKI. Dengan adanya sistem
ini, PKI yakin dan tetap bersikukuh untuk menciptakan suatu persekutuan
konsepsi yang Nasionalis, Agamis dan Komunis atau disingkat dengan istilah
NASAKOM. Masyarakat curiga dengan adanya
sebuah isu bahwa PKI adalah dalang dibalik terjadinya peristiwa G30S/PKI.
Hal tersebut bermula dari sebuah kejadian di bulan Juli 1959, yang mana pada
saat itu parlemen telah dibubarkan. Sementara Presiden Soekarno justru menetapkan
bahwa konstitusi harus berada di bawah naungan dekrit presiden.
Peristiwa
G30S PKI bermula pada tanggal 1 Oktober 1965. Dimulai dengan kasus penculikan 7
jendral yang terdiri dari anggota staff tentara oleh sekelompok pasukan yang
bergerak dari Lapangan Udara menuju Jakarta daerah selatan. Tiga dari tujuh
jenderal tersebut diantaranya telah dibunuh di rumah mereka masing-masing,
yakni Ahmad Yani, M.T. Haryono dan D.I. Panjaitan.
Sementara
itu ketiga target lainya yaitu Soeprapto, S.Parman dan Sutoyo ditangkap secara
hidup-hidup. Abdul Harris Nasution yang menjadi target utama kelompok pasukan
biadab tersebut berhasil kabur setelah berusaha melompati dinding batas kedubes
Irak. Pierre Tendean beserta anak gadisnya,
Ade Irma S. Nasution pun tewas setelah ditangkap dan ditembak pada 6 Oktober
oleh regu sergap. Korban tewas bertambah disaat regu penculik menembaki seorang
polisi penjaga rumah tetangga Nasution, Abert Naiborhu. Banyak diantara mayat
jenderal yang dibunuh lalu dibuang di Lubang Buaya.
Sejurus kemudian sekitar 2.000 pasukan TNI diterjunkan untuk
menduduki sebuah tempat yang kini dikenal dengan nama Lapangan Merdeka,
Monas. Walaupun mereka masih belum berhasil mengamankan bagian timur dari
area tersebut. Ini disebabkan karena daerah tersebut dulu merupakan daerah dari
Markas KOSTRAD pimpinan Soeharto.
Jam 7 pagi, Radio Republik Indonesia (RRI) menyiarkan sebuah pesan
yang berasal dari Untung Syamsuri, Komandan Cakrabiwa bahwa G30S/PKI telah
berhasil diambil alih di beberapa lokasi strategis Jakarta beserta anggota
militer lainnya. Mereka bersikeras bahwa gerakan tersebut sebenarnya didukung
oleh CIA yang bertujuan untuk melengserkan Soekarno dari posisinya.
Selang beberapa saat, salah seorang memberi penjelasan pada
Soeharto terkait aksi penembakan pada jam setengah 6 pagi beserta hilangnya
sejumlah jenderal yang diduga sedang diculik. Mendengar berita tersebut,
Soeharto pun bergegas ke Markas KOSTRAD lalu menghubungi anggota TNI Angkatan
Laut serta Polisi.
G30S PKI bisa berakhir pada jam 7 malam, pasukan pimpinan Soeharto
berhasil mengambil alih atas semua fasilitas yang sebelumnya pernah dikuasai
oleh G30S PKI. Jam 9 malam Soeharto bersama dengan Nasution mengumumkan bahwa
sekarang ia tengah mengambil alih tentara yang pernah dikuasai oleh PKI dan
akan tetap berusaha untuk menghancurkan pasukan kontra-revolusioner demi
melindungi posisi Soekarno.
Soeharto melayangkan kembali sebuah ultimatum yang kali ini
ditujukan khusus kepada pasukan di Halim. Lalu, Soekarno meninggalkan Halim
Perdana Kusuma untuk segera menuju istana Presiden lain yang ada di Bogor. Selang
beberapa tahun kemudian, ketujuh jasad orang yang terbunuh dan terbuang di
Lubang Buaya pada tanggal 3 Oktober berhasil ditemukan dan dikuburkan secara
layak pada tanggal 5 Oktober.
Demikianlah sekilas informasi mengenai peristiwa G30.S/PKI,
semoga dapat bermanfaat dan mengajarkan kita dalam menghargai nilai-nilai
sejarah….Salam Admin…..
kelinci99
ReplyDeleteTogel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
yukk daftar di www.kelinci99.casino